Skip to main content

OLAH GERAK KAPAL

Keamanan Olah Gerak Kapal

Olah Gerak Kapal di Pelabuhan Penyeberangan Amurang, Minahasa Selatan

Olah gerak kapal diartikan sebagai penguasaan kapal baik dalam keadaan diam maupun bergerak untuk mencapai tujuan pelayaran aman dan efisien,  dengan memperhatikan sarana yang digunakan diatas kapal seperti mesin.

Olah gerak kapal dipengaruhi juga oleh beragam faktor, diantaranya mesin sebagai tenaga penggerak, badan kapal di bagian bawah air, kemudi dan konstruksi bagian atas kapal, serta keadaan arus, sarat dan kondisi cuaca.

Dalam prakteknya, pengalaman olah gerak kapal merupakan sebuah kemampuan yang sangat tinggi nilainya dan sangat bermanfaat. Kombinasi akan teori dan pengalaman para pelaut menjadi keharusan dan merupakan nilai ideal.

Kebanyakan orang mengerti dan menguasai olah gerak kapal, tapi kurangnya pengalaman dalam praktek sesungguhnya tentu adalah sebuah kerugian.

Olah gerak suatu kapal harus dilakukan dengan perhitungan matang, rasa tanggungjawab yang tinggi serta dengan keteguhan akan kedisiplinan.

Hal diatas adalah dalam rangka menjamin keselamatan kapal dan crew serta barang-barang muatan yang akan dibongkar ataupun dimuat.

Peranan Pengalaman Praktek dalam olah gerak kapal

Bentuk Aman Kapal Untuk Olah Gerak

Kapal dengan bentuk perbandingan dimana panjang dan lebar kapal akan sangat berpengaruh pada proses gerakan kapal untuk membelok dalam ketian olah geraknya. Kapal yang pendek dan lebar biasanya mudah untuk olah geraknya.

Kapal bermesin diesel banyak digunakan karena biaasanya akan mudah dikendalikan, karena pergerakkannya mudah diatur dengan persiapan yang lebih cepat serta dapat mempersingkat waktu.

Familiarisasi baling-baling terkait jumlah, macamnya dan tempatnya perlu dilakukan dan diketahui, agar proses olah gerak dapat berjalan dengan baik dan terlaksana sesuai yang dikehendaki.

Baling-baling lebih dari satu pada suatu kapal memberi kemudahan dalam olah gerak kapal ketimbang pada kapal dengan baling-baling tunggal. Sebelum proses olah gerak dolakukan, sebaiknya harus tahu putaran baling-baling apakah putaran kekiri atau kekanan.

Hal penting lainnya adalah kemudi. Kemudi yang besar dan lebar akan sangat berpengaru pada kecepatan berbelok atau saat penyimpangan kapal. Macam, bentuk, penempatan dan ukuran kemudi berpengaruh juga pada olah gerak dan pada perubahan haluan.

Faktor-Faktor Berpengaruh Saat Olah Gerak Kapal

Kemampuan dalam olah gerak kapal akan tetap dipengaruhi oleh keadaan disekitar, baik faktor luar atau dari dalam. Manouvering Ability atau kemampuan olah gerak harus memahami dahulu faktor-faktor yang akan berpengaruh nantinya.

  • Manoeuvering Characteristic kapal, sebaiknya dipasang di anjungan yang mana berbentuk gambar, hal ini untuk memudahkan sewaktu – waktu diperlukan,
  • Keadaan / kondisi laut atau perairan turut berpartisipasi menunjang berhasilnya olah gerak, meski terkadang perlu adanya bantuan kapal pandu jika sulit dilakukan sendiri.
  • Faktor manusia, penting untuk diingat bahwa diperlukan pengalaman dan pengetahuan yang memadai agar olah gerak berjalan aman dan selamat.

  • Keadaan arus, angin dan keadaan perairan merupakan faktor lain yang harus tetap menjadi perhatian.
Faktor-faktor berpengaruh saat olah gerak kapal di dermaga/pelabuhan

Mengendalikan sebuah kapal bukanlah hal gampang. Kapal tidak seperti dengan alat transportasi lainnya. Berbagai aspek harus menjadi perhatian dan perhitungan agar kapal dalam keadaan selamat dan aman.

Maka dari itu, tenaga-tenaga pelaut yang mempunyai pengalaman dan skill memadai sangat diperlukan dalam rangka menjamin kapal dan muatannya dengan baik dan aman sampai tujuan.

Comments

Popular posts from this blog

DLKr / DLKp : Daerah Lingkup Kerja (DLKR) / Daerah Lingkup Kepentingan (DLKP)

Daerah Lingkup Kerja (DLKR) Pelabuhan / Daerah Lingkup Kepentingan (DLKP) Pelabuhan foto : Pelabuhan Penyeberangan Amurang Pelabuhan adalah salah satu fasilitas publik yang dimanfaatkan dalam rangka menunjang pengembangan perekonomian dan perdagangan nasional. Perencanaan yang tidak tepat terhadap pelabuhan akan berakibat pada in-efisiensi layanan kepelabuhanan. Perundangan terkait pelayaran dan kepelabuhanan mewajibkan pelabuhan untuk memiliki Rencana Induk Pelabuhan, serta dalam menunjang efektifitas serta efisiensi penyelenggaraan pelabuhan maka perlu untuk menyusun  Daerah Lingkup Kerja (DLKR) / Daerah Lingkup Kepentingan (DLKP). DLKr / DLKp merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian dalam pengelolaan suatu pelabuhan.  Rencana Induk Pelabuhan merupakan pengaturan terhadap ruang pelabuhan dalam rangka perencanaan tataguna tanah dan perairan pada  Daerah Lingkup Kerja dan Daerah Lingkup Kepentingan.  DLKR merupakan wilayah/daerah perairan dan d...

5 (Lima) Pelabuhan di Kabupaten Minahasa Selatan

Pelabuhan Yang Beroperasi Di Kabupaten Minahasa Selatan Kapal Latih KM. Laksamana Jhon Lie milik Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara yang sandar di dermaga Pelabuhan  Laut Amurang Sumber : Yanes A Lasut Minahasa Selatan merupakan salah satu daerah otonom kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Sebagian daerah ini membentang disepanjang pesisir pantai bagian utara yang berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi. Tak mengherankan bila masyarakat daerah ini sudah sangat familiar dengan kapal dan dermaga pelabuhannya.  Berkaitan dengan pelabuhan, setidaknya ada 5 (Lima) Pelabuhan di Kabupaten Minahasa Selatan. Tiap pelabuhan dikelola oleh pihak yang berbeda-beda oleh karena karakteristik pelayanan dan fungsi pelabuhannya yang berbeda. Pelabuhan-pelabuhan ini terdiri dari 1 (Satu) Pelabuhan Umum dan 4 (Empat) Pelabuhan Khusus. Untuk mengetahui lebih lanjut, mari kita kenali lebih dekat ke 5 (Lima) pelabuhan-pelabuhan ini. 1. Pelabuhan Laut Amurang  Pelabuhan Laut Amurang...

SISTEM ZONASI PELABUHAN PENYEBERANGAN : Pengaturan Demi Tertibnya Pola Arus di Pelabuhan

Pentingnya Zonasi Pelabuhan Contoh zonasi pelabuhan penyeberangan Pelabuhan sebagai salah satu prasarana penunjang transportasi yang juga merupakan fasilitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang pelayaran. Dalam pelaksanaan layanan masyarakat, pelabuhan tidak boleh disamakan dengan fasilitas pemerintah lainnya karena pengelolaannya harus mengacu pada regulasi-regulasi yang berlaku secara internasional. Salah satu regulasi adalah dengan penetapan zonasi pelabuhan yang dimaksudkan agar pengaturan pola arus di pelabuhan dapat berjalan dengan tertib. Dalam artikel ini, akan dibahas tentang maksud dan tujuan zonasi pelabuhan serta pentingnya penetapan zonasi pada suatu pelabuhan terlebih khusus pelabuhan penyeberangan. Maksud dan Tujuan Zonasi Pelabuhan Penyeberangan Merujuk pada Permenhub RI No.91/2021 terkait zonasi pelabuhan yang melaksanakan penyelenggaraan angkutan penyeberangan, mempunyai maksud serta tujuan untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, ke...