Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Minahasa

MALESUNG : Agama / Keyakinan Suku Minahasa Masa Lampau

Keyakinan Masyarakat Minahasa sebelum Kristenisasi Transformasi Keyakinan di Minahasa Agama dipahami sebagai suatu bentuk hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Di luar konteks theologi, hubungan manusia dan Pencipta berlangsung secara statis. Tapi hakekatnya, agama bisa terjadi pembaharuan / perubahan dengan adanya persinggungan antara entitas dan realitas manusia. Minahasa adalah salah satu suku di Sulawesi Utara yang mempunyai berbagai macam budaya dan kebiasaan adatnya. Salah satu kebiasaan dan budaya di masa lalu adalah soal kepercayaan atau keyakinan, yaitu kepercayaan Malesung. WARUGA : Artefak Peninggalan Suku Minahasa Terkait entitas dan realitas manusia yang saya sebutkan diatas, hal ini saya kaitkan dengan transformasi kepercayaan ditanah Minahasa yang kini lebih dominan dengan keyakinan Kristen. Hal mana pada masa lampau, malesung merupakan aliran kepercayaan di tanah ini. Ke'Minahasa'an dan Kristen merupakan dua entitas yang sangat berbeda yang berasal dari

WARUGA : Artefak Peninggalan Suku Minahasa

Waruga di Desa Sawangan, Minahasa Utara (foto : facebook.com) WARUGA : Bukti Peradaban Bangsa Minahasa Pada Masa Lalu Waruga merupakan kubur batu yang menjadi artefak budaya peninggalan Suku Minahasa pada masa lalu di Sulawesi Utara. Bentuknya menyerupai kubus serta beratapkan menyerupai rumah dengan berukirkan / relief motif artistik. Bagi masyarakat adat Minahasa, waruga memiliki nilai historis yang mengandung makna tentang asal usul serta perjuangan leluhur bangsa Minahasa. Hal mana waruga mengingatkan identitas, jatidiri dan sejarah kehidupan orang Minahasa dahulu kala. Waruga di Kayawu, Tomohon Kini, kubur batu waruga telah dialihfungsikan yaitu sebagai warisan budaya yang pemanfaatannya untuk objek wisata dan situs cagar alam budaya Minahasa. Definisi Waruga Dari Berbagai Sumber Dalam beberapa versi sumber, waruga memiliki beberapa definisi diantaranya: secara etimologis waruga berasal dari kata  'wawa'  yang artinya menyeluruh atau sepenuhnya. 'Ruga' ya

Klenteng HOK SIN BIO Kayawu, Kota Tomohon

Klenteng Hok Sin Bio menjelang malam hari (image : googlemaps/fernando.aray) Klenteng HOK SIN BIO Kayawu Klenteng Hok Sin Bio dapat di jumpai di Kel. Kayawu, Kec.Tomohon Utara-Kota Tomohon. Terletak pada kordinat 1.33102822241, 124.80686377 dan tepat berada bersebelahan dengan situs budaya Suku Minahasa di Kayawu yaitu Watu Sumanti dan Waruga. Lokasi Klenteng Hok Sin Bio, googlemaps Selesai dibangun pada tahun 2016, tempat ini merupakan tempat sembayang atau ibadahnya para keturunan Tionghoa. Banyak pendatang jauh-jauh datang untuk ibadah atau sekedar wisata rohani, baik dari dalam daerah Sulawesi Utara maupun dari pulau Jawa dan lainnya. Terdapat ornamen naga yang besar melingkar pada tiang pintu masuk yang merupakan ciri khas klenteng, dimana bangunan ini didominasi cat warna merah yang memberikan aura kemegahannya.  Ornamen naga pada tiang pintu masuk klenteng. Dari pusat Kota Tomohon dapat ditempuh dengan waktu 15 menit dan jarak tempuhnya kira-kira 6 km. Bila dari Bandara In

WATU SUMANTI & WARUGA di Kayawu, Kota Tomohon

Situs Budaya "Watu Sumanti & Waruga Kayawu Masyarakat adat atau pribumi di Sulawesi Utara didominasi oleh warga suku Minahasa dengan sebaran lebih dari 30 %, sisanya merupakan warga suku Sangihe dan Talaud, suku Bolaang Monondow dan warga pendatang. Menjadi suku paling besar, suku Minahasa dibagi dalam beberapa sub-suku, yaitu Tombulu, Tontemboan, Toulour (Tondano), Tonsea, Ponosokan, Tonsawang (Tombatu), Pasan (Ratahan), dan Bantik. Seperti halnya suku lainnya di Indonesia, Suku Minahasa juga memiliki peninggalan budaya berupa situs-situs bersejarah yang telah ada sejak zaman dahulu. Diantaranya adalah Waruga dan Batu-batu bersejarah lainnya. Dari banyaknya peninggalan yang ada, Watu Sumanti dan Waruga di Kayawu merupakan salah satu bukti peradaban Suku Minahasa pada masa lalu. Watu Sumanti di Kayawu-Kota Tomohon Situs Budaya Minahasa "WATU SUMANTI" Kayawu "Watu Sumanti"  ini berlokasi di Kelurahan Kayawu, Kota Tomohon. Watu Sumanti ini terdiri dari 3 (Ti

SI TOU TIMOU TUMOU TOU : Manusia Yang Berkemanusiaan

Manusia yang berkemanusiaan Manusia Berkemanusiaan Hanya sedikit pribadi manusia yang lahir untuk menjadi seorang manusia. Yaitu, manusia-manusia dengan akal kemanusiaannya. Yaitu pula pribadi-pribadi yang disebut manusia yang berkemanusiaan.  Manusia-manusia yang melihat, yang merawat, yang membuat, serta menghidupi semua dan segala dalam perilaku kemanusiaan. Manusia yang berakal dan yang berbudi luhur. Hanya sedikit pula, pribadi manusia yang punya kemampuan membaca apa itu kemanusiaan dengan kedua matanya. Manusia berkemanusian yang tidak membaca hanya dengan sebelah mata saja. Tidak pula membaca perbedaan serta ketidakadilan sebagai sesuatu yang buang atau sepele, atau terpinggir, atau juga tak penting. Tetapi pada dasarnya membacanya sebagai sebuah berkat, beri, dan rahmat. Hanya sedikit individu manusia yang memiliki kemampuan untuk menulis kemanusiaan dengan menggunakan jari-jarinya. Dimana manusia kemanusiaan ini tidak akan menulis hanya dengan sembunyi salah satu tang