Skip to main content

MALESUNG : Agama / Keyakinan Suku Minahasa Masa Lampau

Keyakinan Masyarakat Minahasa sebelum Kristenisasi

Transformasi Keyakinan di Minahasa

Agama dipahami sebagai suatu bentuk hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Di luar konteks theologi, hubungan manusia dan Pencipta berlangsung secara statis. Tapi hakekatnya, agama bisa terjadi pembaharuan / perubahan dengan adanya persinggungan antara entitas dan realitas manusia.

Minahasa adalah salah satu suku di Sulawesi Utara yang mempunyai berbagai macam budaya dan kebiasaan adatnya. Salah satu kebiasaan dan budaya di masa lalu adalah soal kepercayaan atau keyakinan, yaitu kepercayaan Malesung.

WARUGA : Artefak Peninggalan Suku Minahasa

Terkait entitas dan realitas manusia yang saya sebutkan diatas, hal ini saya kaitkan dengan transformasi kepercayaan ditanah Minahasa yang kini lebih dominan dengan keyakinan Kristen. Hal mana pada masa lampau, malesung merupakan aliran kepercayaan di tanah ini.

Ke'Minahasa'an dan Kristen merupakan dua entitas yang sangat berbeda yang berasal dari asal-usul yang berbeda. Kristen adalah berasal dari belahan bumi Eropa sedangkan Malesung di Minahasa merupakan kepercayaan lokal.

Keterbukaan cara berpikir masyarakat Minahasa pada saat itu dengan bangsa eropa sehingga dengan mudah menerima kristenisasi merupakan realitas yang tak terhindarkan berpengaruh pada transformasi kepercayaan di Minahasa.

Konsep Kepercayaan 'MALESUNG'

Kepercayaan Malesung di Minahasa kemungkinan tidak mengenal akan adanya surga dan neraka. Tetapi dalam Malesung meyakini adanya tempat dimana telah berada para pendahulu di suatu tempat yang tinggi.

Tempat ini oleh masayarakat adat di sebut Kasendukan. Kasendukan diartikan sebagai tempat bersemayamnya semua para leluhur dan orang tua - orang tua yang dihormati.

Sejatinya, konsep Malesung dalam tradisi Minahasa adalah siapa leluhur yang paling pertama. Leluhur disini bukanlah mengenai siapa orang tua dari asal keturunan manusia, tetapi lebih kepada siapa yang menjadikan hingga manusia itu ada, siapa yang merupakan awal dari adanya alam semesta ini.

Kepercayaan malesung pada akhirnya adalah tentang mengenal Sang Dewa atau yang di sebut Yang Maha Tinggi, atau Empung Wailan Wangko. Dimana masyarakat Minahasa kemudian menyebutnya Opo Empung.

Opo Empung diyakini merupakan sang pencipta alam semesta, sehingga di puja oleh masyrakat. Dia kemduian diyakini merupakan sumber paling menentukan atas keberadaan manusia hingga saat ini. 

Dalam tradisi Malesung juga dikenal akan penghormatan kepada roh leluhur atau orang tua awal keturunan suatu keluarga. Ritual yang sering dilaksanakan saat ini merupakan tradisi yang berupa penghormatan kepada leluhur atau sering di sebut Dotu

Mengapa roh leluhur sangat dihormati? Hal ini atas dasar pandangan masyarakat Minahasa bahwa sekalipun mereka telah tiada, para dotu senantiasa akan menolong cucu mereka (puyun). Serta karena keberadaan mereka di masa lalu yang punya pengaruh dan wibawa besar dalam tatanan masayarakat Minahasa.

Dalam kultus keminahasaan, roh para leluhur memiliki posisi yang penting. Karena roh leluhur seolah merupakan representasi ilahi. Itulah sebabnya, mengapa dotu-dotu di hormati oleh masyarakat Minahasa.

(Disadur dari beberapa sumber dan hasil pemaknaan pribadi)

Comments

Popular posts from this blog

DLKr / DLKp : Daerah Lingkup Kerja (DLKR) / Daerah Lingkup Kepentingan (DLKP)

Daerah Lingkup Kerja (DLKR) Pelabuhan / Daerah Lingkup Kepentingan (DLKP) Pelabuhan foto : Pelabuhan Penyeberangan Amurang Pelabuhan adalah salah satu fasilitas publik yang dimanfaatkan dalam rangka menunjang pengembangan perekonomian dan perdagangan nasional. Perencanaan yang tidak tepat terhadap pelabuhan akan berakibat pada in-efisiensi layanan kepelabuhanan. Perundangan terkait pelayaran dan kepelabuhanan mewajibkan pelabuhan untuk memiliki Rencana Induk Pelabuhan, serta dalam menunjang efektifitas serta efisiensi penyelenggaraan pelabuhan maka perlu untuk menyusun  Daerah Lingkup Kerja (DLKR) / Daerah Lingkup Kepentingan (DLKP). DLKr / DLKp merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian dalam pengelolaan suatu pelabuhan.  Rencana Induk Pelabuhan merupakan pengaturan terhadap ruang pelabuhan dalam rangka perencanaan tataguna tanah dan perairan pada  Daerah Lingkup Kerja dan Daerah Lingkup Kepentingan.  DLKR merupakan wilayah/daerah perairan dan d...

5 (Lima) Pelabuhan di Kabupaten Minahasa Selatan

Pelabuhan Yang Beroperasi Di Kabupaten Minahasa Selatan Kapal Latih KM. Laksamana Jhon Lie milik Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara yang sandar di dermaga Pelabuhan  Laut Amurang Sumber : Yanes A Lasut Minahasa Selatan merupakan salah satu daerah otonom kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Sebagian daerah ini membentang disepanjang pesisir pantai bagian utara yang berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi. Tak mengherankan bila masyarakat daerah ini sudah sangat familiar dengan kapal dan dermaga pelabuhannya.  Berkaitan dengan pelabuhan, setidaknya ada 5 (Lima) Pelabuhan di Kabupaten Minahasa Selatan. Tiap pelabuhan dikelola oleh pihak yang berbeda-beda oleh karena karakteristik pelayanan dan fungsi pelabuhannya yang berbeda. Pelabuhan-pelabuhan ini terdiri dari 1 (Satu) Pelabuhan Umum dan 4 (Empat) Pelabuhan Khusus. Untuk mengetahui lebih lanjut, mari kita kenali lebih dekat ke 5 (Lima) pelabuhan-pelabuhan ini. 1. Pelabuhan Laut Amurang  Pelabuhan Laut Amurang...

KOTA TOMOHON : Letak Geografis, Luas & Batas Wilayah Administrasi

Kota Tomohon Kota merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Utara yang berdiri secara otonom sebagai sebuah daerah administratif. Dipimpin seorang walikota sebagai kepala daerah dan wakilnya, kota ini menjadi salah satu daerah yang cukup maju di antara beberapa daerah lainnya di Sulawesi Utara. Kota Tomohon sendiri merupakan daerah hasil pemekaran Kabupaten Minahasa yang didasarkan atas Undang-undang No. 10 / 2023 tentang Pembentukan Kab. Minahasa Selatan dan Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara. Letak Geografis Kota Tomohon Secara geografis, Kota Tomohon berada pada 1°24’18,479” LU s/d 124°43’52,457” BT, dan 1°14’33,154” LU s/d 124°54’34,191” BT. Luas Wilayah Kota Tomohon Adapun Kota Tomohon sendiri mempunyai luas wilayah sekitar 169,10 km/persegi. Dan hanya sekitar 1.17 % dari luas keseluruhan Provinsi Sulawesi Utara yaitu sekitar 14.500,58 km/persegi (BPS Sulut. 2022). Kota Tomohon sendiri terdiri dari 5 (Lima) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Tomohon Utara dengan lua...