Skip to main content

Posts

Puisi Tak Berarah, Tapi Tujuannya Jelas

Kemanakah Hati Ini? Hari ini menceritakan penatnya hidupku, gelap telah mewarnai isi hatiku. Hitam yang sedikit tersebar di relung jiwa ini, bagaikan telah terkobarkan bendera kematian bagi kebahagiaan ini. Seolah tak ada harapan dalam kisah ini, bagaikan ditelan bumi tak bersisa.  Apakah kata ini yang seolah telah memenangkannya, yang telah berani mengalahkan kacau balaunya hidup? Ataukah aku yang hanyalah seperti duri yang menyakitkan, justru memberikan luka bagi diriku sendiri? Tak ada yang tahu apa arti hidup ini, karena semuanya berjalan begitu cepat tanpa ada kesempatan untuk memahami ini semua. Mata ini memerah, yah memerah,. karena tangis yang memberikan air mata di setiap cerita ini, tangis yang mencurahkan tetesan yang jatuh tanpa disadari. Dimana yang tampak hanyalah kesedihan di hari ini. Kasedihan yang diawali oleh kecerobohan dan tak berperasaan. Tak terkira akan apa jadinya tapi membuat hidup terasa berat untuk melangkah. Awan seolah tak mau lagi memeberikan jawa

Hey, Kamu. Yah, Kamu..

Inikah Rindu? Merindukan seseorang adalah hal yang wajar. Rindu yang berkomposisikan antara bahagia dan kegundahan, atau juga dikarenakan jarak dan bisa yang terparah yaitu kehilangan. Yah, rindu yang datang disaat sedang merindukan. Rindu yang datang merasuki hati dan mengetuk pikiran membuat suasana semakin tak menentu. Rindu datang menghinggap ketika jarak mengikat banyak hal. Masuk dalam selimut raga dimana ada hati yang dingin karena gejolaknya. Inginku bertanya, apa ada yang lebih indah dari kerinduan itu? apa ada yang lebih damai dari kerinduan itu? apa ada yang lebih nyaman dari kerinduan? Tak ada yang harus di jawab, tak ada yang mesti untuk dipikirkan. Kerinduan datang sesuka hati, dikala waktunya yang selalu tepat untuk merindu. Sering terlintas dalam benak untuk melawan rindu. Bahkan ingin membungkam rasa ini, tapi tak semudah untuk melakukannya. Saat pikiran itu datang, rindu semakin menyayat. Bagaikan dipaksa untuk merindu. Yah, begitulah rasanya rindu. Kita bisa

PANTUN POLITIK

Nyaring suara kepakan lebah, sibuk menghisap madunya bunga. Bangsa ini kenyang dijajah, dengan kesatuan kitapun merdeka. Jalan-jalan naik sapi perah, turunnya jangan lupa bayar. Kalau ingin jadi kepala daerah, minimal siapkan dua puluh milyar. Fenomena saat ini, dimana dalam pertarungan politik baik menggapai impian menjadi Kepala Daerah atau Anggota Legislatif haruslah punya Modal yang besar. Tak bisa dipungkiri, kekuatan financial sangat berpengaruh untuk bertarung karena politik butuh dana besar. Jika terjun ke dunia politik persiapkanlah diri dengan modal besar selain berdoa untuk kesusksesan dalam pertarungan. Di lapangan delman berjejeran, kudanya dilepas berlari-lari. Kebijakan jangan berdasarkan kepentingan, mestinya sesuai hati nurani. Negara demokrasi modern tak bisa terhindar dari politik kepentingan. Karena salah satu tujuan politik adalah mencapai kekuasaan. Dengan kekuasaan maka punya kuasa menentukan kebijakan. Kebijakan pemegang kekuasaan jelas akan banyak dipengaruhi