Skip to main content

Kayawu, Kota Tomohon

Kayawu, kinatouanku

Kayawu, yah adalah kampung dimana saya dilahirkan dan dibesarkan. Berada di bawah kaki Gunung Lokon, kampung ini punya keindahan alam yang luar biasa dengan tanah yang subur. Mata airnya jernih membawa berkah tersendiri dengan limpahan air yang banyak. Dihuni oleh masyarakatnya ramah dan santun serta penuh kehangatan. Kampung ini cukup dikenal banyak orang di Tanah Minahasa.

Kayawu, Kecamatan Tomohon Utara-Kota Tomohon

Kayawu berada di Kota Tomohon, tepatnya di Kecamatan Tomohon Utara. Ada 3 (tiga) rute yang bisa di ambil untuk sampai ke kampung ini. Dari arah utara, masuk melalui pertigaan depan Rindam Kodam Merdeka di Kelurahan Kakaskasen dengan patokan Patung Opo Worang berbelok kanan dengan melewati Kelurahan Wailan dan menyusuri jalan menurun untuk kemudian sampai ke kampung Kayawu.

Dari arah selatan, melalui Kelurahan Woloan 2 (dua) dengan patokan perempatan jalan raya disampin Gereja GMIM Eben Heazer Woloan 2 kemudian menyusuri jalan dengan melewati 2 (dua) tempat wisata yaitu Valentine Hills dan Kaisanti akan sampai ke kampung ini. Dan dari arah barat, melalui jalan raya Tomohon - Tanawangko mengambil arah sebelah kiri tepat di Kelurahan Tara-tara dengan menyusuri jalan akan melewati areal persawahan untuk kemudian tiba di Kayawu.

(source image: google maps)

Letak Geografis Kayawu

Berada di Kecamatan Tomohon Utara, posisi atau letak geografis Kayawu berada pada kisaran 1o19’26.8N dan 124o47’50.2”E. Luas Kayawu kurang lebih 7.000 m2 (7 Km2), dimana luas pemukimannya kurang lebih 2500 m2 (2 Km2). Curah hujan cukup tinggi 2.500 mm dengan suhu yang sejuk antara 22o – 25Celsius.

Jumlah Penduduk Kayawu 

Penduduk Kayawu berdasarkan Data Agregat Kependudukan Kota Tomohon pada Data Konsolidasi Bersih (DKB) Semester 2 Tahun 2019 adal 2.859 jiwa yang tersebar di 8 (delapan) lingkungan. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan sisanya adalah Pegawai Negeri Sipil, TNI-POLRI dan Swasta.

Kayawu mempunyai sejarahnya asal-usulnya sebagai sebuah kampung di Tanah Minahasa. Punya banyak versi cerita turun temurun, serta yang terdapat dalam beberapa artikel dengan bahasan mengenai Kampung Kayawu. Tapi saya lebih tertarik menyimpulkan bahwa kampung Kayawu ini dahulunya merupakan tempat berkebun dan bertani masyarakat dari kampung adat Kakaskasen. Dengan jarak pada masa itu boleh di bilang cukup jauh dengan berjalan kaki, maka para pekebun dan petani dari Kakaskasen lebih banyak memilih untuk tinggal (dalam bahasa Tombulu/Minahasa Mento) dan biasanya nanti pulang kerumah keesokan harinya atau setelah beberapa hari.

Karena memang daerah ini cukup layak untuk bermukim, dengan bentang alam yang cukup baik. Tersedianya lahan pertanian baik ladang dan sawah, serta ketersediaan air dari mata air yang berlimpah sehingga sebagian besar masyarakat Kakaskasen ini kemudian menetap seraya membuka lahan-lahan pemukiman dan pertanian untuk kehidupan selanjutnya.

Fasilitas Pendidikan dan Agama di Kayawu

Terdapat 4 Sekolah di Kayawu dimana terdiri dari 1 (satu) TK , yaitu Taman Kanak-Kanak GMIM Kayawu, 2 (dua) Sekolah Dasar yaitu SD GMIM Kayawu dan SD Inpres Kayawu, serta satu Sekolah Menegah Pertaman yaitu SMP Kosgoro Kayawu.

Sekolah-sekolah di Kayawu

Penduduk Kayawu saat ini mempunyai keyakinan hampir 99,9 % Kristen (Protestan & Katholik) tergambarkan dengan terdapatnya Gereja GMIM Pniel Kayawu, Gereja GMIM Bukit Sion Kayawu, Gereja Katholik ST Yosep Stasi Kayawu, Gereja GPDI Kayawu, dan Gereja Sidang Jemaat Allah Kayawu. Dan terdapat juga Klenteng umat Budha HOK SIN BIO.

Situs Budaya dan Sejarah serta Monumen di Kayawu

Terdapat 3 ikon yang menjadi ciri khas di Kayawu dimana terdiri dari 1 Situs Budaya berupa Watu Sumanti dan 1 Situs Sejarah serta monumen Patung Tua Lokon Pinontoan.

  1. Situs Budaya Watu Sumanti dan Waruga
    Watu Sumanti ini terdiri dari tiga batu yang berposisi berdiri atau di tanam berdiri, dengan ukuran kurang lebih 50 cm. Pada zaman dahulu dipercaya sebagai tempat diselesaikannya suatu perkara melalui proses musyawarah. Terdapat Waruga di sekitaran Batu Sumanti.
    Watu saumanti dan waruga di Kayawu
  2. Gua Jepang di Kayawu

    Gua Peninggalan Jepang pada masa Perang Dunia II

    Gua ini merupakan peninggalan Jepang pada masa Perang Dunia ke II. Berada berdekatan dengan Monumen Patung Tua Lokon Pinontoan dan akan mudah ditemui karena lokasinya dipinggir jalan.
  3. Patung Tua Lokon Pinontoan Kayawu
    Berdekatan dan saling berhadapan dengan Gua Jepang, patung Tua Lokon Pinontoan ini banyak dijadikan oleh para wisatawan yang lewat untuk mengabadikan gambar. 
    Tua Lokon Pinontoan

Comments

Popular posts from this blog

WARUGA : Artefak Peninggalan Suku Minahasa

Waruga di Desa Sawangan, Minahasa Utara (foto : facebook.com) WARUGA : Bukti Peradaban Bangsa Minahasa Pada Masa Lalu Waruga merupakan kubur batu yang menjadi artefak budaya peninggalan Suku Minahasa pada masa lalu di Sulawesi Utara. Bentuknya menyerupai kubus serta beratapkan menyerupai rumah dengan berukirkan / relief motif artistik. Bagi masyarakat adat Minahasa, waruga memiliki nilai historis yang mengandung makna tentang asal usul serta perjuangan leluhur bangsa Minahasa. Hal mana waruga mengingatkan identitas, jatidiri dan sejarah kehidupan orang Minahasa dahulu kala. Waruga di Kayawu, Tomohon Kini, kubur batu waruga telah dialihfungsikan yaitu sebagai warisan budaya yang pemanfaatannya untuk objek wisata dan situs cagar alam budaya Minahasa. Definisi Waruga Dari Berbagai Sumber Dalam beberapa versi sumber, waruga memiliki beberapa definisi diantaranya: secara etimologis waruga berasal dari kata  'wawa'  yang artinya menyeluruh atau sepenuhnya. 'Ruga' ya

Ancaman Abrasi Pantai Di Teluk Amurang

Sumber Foto : Arsip BPBD Minahasa Selatan Pada tahun 2022 lalu, terjadi bencana di Pantai Amurang, Minahasa Selatan berupa Abrasi Pantai. Kejadian tersebut mengakibatkan rusaknya berbagai infrastruktur dan rumah pemukiman warga.  Setidaknya 34 rumah hilang, 11 rumah mengalami kerusakan parah, dan 49 rumah dalam keadaan terancam, serta 15 rumah diketahui pada posisi beresiko tinggi. Kejadian inipun mengakibatkan 1 unit SD rusak dan runtuhnya jembatan Ranowangko. Ancaman Abrasi di Teluk Amurang Abrasi pantai memang merupakan masalah serius yang dapat menyebabkan kerusakan pada garis pantai akibat terlepasnya material pantai yang terus-menerus terhantam oleh gelombang laut atau karena perubahan keseimbangan angkutan sedimen di perairan pantai. Wilayah pesisir pantai merupakan area yang rentan terhadap berbagai tekanan dari aktivitas manusia maupun fenomena alam. Sumber foto : Dirjen SDA KemenPUPR Di sepanjang pantai Alar Teluk Amurang, Amurang – Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, a

RENCANA INDUK PELABUHAN

Apa Itu Rencana Induk Pelabuhan? Rencana Induk Pelabuhan Dasar Penyusunan / Penetapan Rencanaa Induk Pelabuhan Berdasar Peraturan Menteri Perhubungan No. 57/2020, rencana induk pelabuhan merupakan pengaturan ruang pada pelabuhan dalam rangka tataguna tanah serta perairan di daerah lingkup kerja pelabuhan (DLKr) dan daerah lingkup kepentingan pelabuhan (DLKp). Kebijakan pengaturan pelabuhan di Indonesia sesuai UU No.17/2008 tentang pelayaran, rencana induk pelabuhan merupakan pedoman dalam penetapan lokasi, pembangunan pelabuhan, pengoperasian dan penyelenggaraannya, serta penyusunan dan pengembangan pelabuhan dimana ditetapkan melalui keputusan pemerintah (SK). Pelabuhan Umum Amurang dan Pelabuhan Penyeberangan Amurang di Minahasa Selatan Penyusunan rencana induk pelabuhan harus memperhatikan hal-hal yang menjadi prasyarat dalam penetapannya, yaitu : Perencanaan tataruang wilayah daerah provinsi Perencanaan tataruang wilayah daerah kab/kota Keserasian, keselarasan dan keseimbangandenga