Peran Laksamana Maeda Untuk Indonesia
Laksamana Maeda (wikipedia) |
Laksamana Muda Maeda merupakan perwira tinggi tentara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang berkedudukan di Indonesia (Hindia Belanda saat itu). Dia mempunyai tugas penting dalam kedudukannya sebagai perwira penghubung antara kesatuan Angkatan Laut dan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang yang sementara berperang melawan Sekutu pada Perang Dunia II di Zona Pasifik. Sebagaimana diketahui, Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1945.
Perannya dalam membantu pergerakan kemerdekaan Indonesia pada masa akhir pendudukan Jepang, membuat namanya begitu dikenal masyarakat Indonesia. Hal ini tak lepas dari rasa kemanusiaan dan penghormatannya kepada bangsa Indonesia yang dianggapnya punya hak untuk merdeka sebagai sebuah negara.
Profil dan Karir Laksamana Maeda
Maeda Tadashi menghabiskan masa kecilnya di sebuah kota kecil di Jepang, yaitu Kajiki, di wilayah Kagoshima dimana ia dilahirkan disana pada tahun 1898, tepatnya tanggal 3 Maret. Maeda merupakan keturunan keluarga Samurai, dimana klan-klan keturunan samurai begitu di hormati di Jepang. Ayahnya merupakan kepala sekolah di Kajiki, tak heran bila Maeda kecil dikenal anak cerdas karena dibimbing langsung ayahnya.
Maeda di rumah dinasnya, Jakarta Tahun 1942-1945 (kebudayaan.kemdikbud.go.id) |
Maeda muda yang setelah selesai pendidikan militernya dan melaksanakan penugasan-penugasan ketentaraan menikah dengan Nishimura Fumiko dan mempunyai seorang putra bernama Nishimura Toaji Maeda. Dilansir dari tribunnews.com tertanggal 15/8/2015, Fumiko merupakan keturunan Indonesia dimana ibu Fumiko adalah orang Jawa berasal dari Surabaya dan pernah bermukim di Bojonegoro, Jawa Tengah.
Laksamana Maeda memulai pendidikan militernya pada usia 18 tahun di Akademi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dimana ia ditempatkan pada jurusan spesialisasi Navigasi. Pada tahun 1930, Maeda selesai pendidikan dengan menyandang pangkat Letnan Satu dan memulai penugasannya sebagai perwira muda Angkatan Laut Kekaisaran. Tahun 1932-1934 ia menjadi perwira muda Angkatan Laut sebagai stafsus urusan Eropa dengan fokus tugas terkait Jerman.
Beberapa Kapal Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (wikiwand) |
Tahun 1940 beliau diangkat menjadi Atase Militer Angkataun Laut Jepang untuk Belanda, tahun itu dalam perannya ia memperingatkan Belanda bahwa Nazi Jerman akan menyerbu Belanda setelah menginvasi Norwegia dan Denmark. Tahun ini juga pada bulan oktober, Maeda kemudian di tugaskan ke Indonesia dimana saat itu Indonesia dalam kekuasaan kolonial Belanda. Tak beselang lama pada 1941 kemudian kembali ke Jepang dengan tugas lamanya pada hubungan luar negeri urusan Eropa.
Tugas utama Maeda dalam penugasannya di Indonesia kala itu dikaitkan dengan pengurusan kerjasama perdagangan minyak dengan pemerintah kolonial Belanda. Tapi sebenarnya merupakan taktik Jepang dengan menyebar mata-mata mengumpulkan informasi kekuatan Belanda. Sejarah mencatat, Jepang pertama kali menguasai Indonesia dengan menyerbu Tarakan dan Balikpapan di Kalimantan Timur, dimana terdapat kilang minyak pada 12 Januari 1942.
Tarakan menjadi daerah pertama diduduki Jepang (p2k.unhamzah.ac.id) |
Peran Besar Laksamana Muda Maeda Untuk Kemerdekaan Indonesia
Laksamana Maeda Tadashi menyadari bahwa pendudukan Jepang di Indonesia telah berakhir, hal itu ditandai dengan peristiwa Nagasaki dan Hiroshima yang membuat kekuatan Jepang melemah. Munculnya pergerakan kemerdekaan rakyat Indonesia membuat posisi Jepang semakin terjepit, sehingga para perwira Jepang mulai panik dan bahkan mulai putus asa. Dengan kebesaran hati sebagai seorang perwira, Maeda memutuskan untuk membantu pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Berawal dari meningkatnya konstelasi pergerakan para pemimpin pergerakan nasional pada waktu itu, dimana kaum muda diantaranya Sukarni, Caerul Saleh dan kawan-kawan mengamankan Bung Karno dan Bung Hatta pada 16 Agustus 1945 ke Rengasdengklok untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, meski terjadi pedebatan panjang karena pihak Bung Karno dan Bung Hatta menunggu dan bersabar tapi akhirnya semua sepakat deklarasi kemerdekaan nanti pada tanggal 24 Agustus 1945.
Rumah Dinas Maeda yang dijadikan tempat perumusan teks proklamasi (image souce) |
Pada malam tanggal 16 Agustus itu juga, Bung Karno dan Bung Hatta diantar kembali ke Jakarta untuk merumuskan proklamasi tapi karena sudah tengah malam, niat memesan ruangan sebagai tempat perumusan yang rencananya di Hotel Des Indes batal karena keburu tutup akibat pemberlakuan jam malam oleh Kompetai (Polisi Militer Tentara Jepang). Para pemuda tidak habis akal dan akhirnya memberanikan diri menghubungi perwira Jepang yang mereka tahu bersimpati pada rakyat Indonesia, Laksamana Maeda.
Sebagai perwira dan pribadi yang memang bersimpati pada rakyat Indonesia, serta berpegang pada janji Pemerintah Jepang melalui Perdana Menteri Kuniaki Koiso yang disampaikan Marsekal Terauchi bahwa akan memberikan keleluasaan pada rakyat Indonesia untuk merdeka, sehingga Maeda merasa punya alasan membantu pergerakan kemerdekaan. Padahal sebenarnya ia sadar bahwa janji itu belum tentu juga akan terealisasi. Serangan besar sekutu melapangkan jalan untuk membantu Indonesia.
Rumah Maeda tahun 1931 (kebudayaan.kemdikbud.go.id) |
Sadar akan kedudukan dan jabatannya sebagai perwira tinggi dengan pengaruh cukup besar dalam Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang berkedudukan di Indonesia, ia merelakan dan menyiapkan rumah kediamannya untuk di jadikan tempat konsolidasi para pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia. Kediaman Laksamana Maeda berada di Jln. Imam Bonjol/01, Jakarta dijadikan tempat merumuskan beberapa hal terkait pelaksanaan deklarasi kemerdekaan. Satu diantaranya adalah perumusan teks proklamasi yang disusun dan diketik di rumahnya.
Pemilihan perwira ini bukan sekedar simpati tapi karena sebagai perwira pemimpin tertinggi angkatan laut (Kaigun), sehingga kediamannya termasuk daerah yang harus dihormati sebagai bagian dari area extra teritorial. Laksamana Maeda pun juga mempunyai hak imunitas yang kebal hukum di medan perang dalam internal angkatan perang Jepang di Indonesia termasuk Kompetai dan Rikugun (Angkatan Darat Jepang).
Pembacaan tek proklamasi oleh Bung Karno (static.dw.com) |
Atas jasa dan perlindungan Laksamana Maeda, perumusan proklamasi bisa terlaksanakan. Bahkan deklarasi kemerdekaan yang sejatinya telah di sepakati dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 1945 dibatalkan dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, satu hari setelah melewati proses panjang perdebatan dan peristiwa kecil yang mengamankan dan pendesakan Soekarno Hatta sebelumnya.
Laksamana Maeda pun oleh Sekutu ditangkap dan diadili karena dianggap berkhianat pada perjanjian penyerahan tanpa syarat Jepang atas kekalahannya pada Perang Dunia II. Maksud menyerah tanpa syarat dapat juga dimaknai bahwa pihak kalah wajib menuruti perintah dan/atau memenuhi keinginan atau bahkan menyerahkan semua aset yang dikuasai. Bagi sekutu berarti Indonesia sudah pasti ada di genggamannya karena menjadi bagian pendudukan Jepang yang nantinya berpindah kekuasaan pada sekutu.
Kekhawatiran pergerakan nasional terlebih kaum muda dengan mendesak proklamasi adalah jika terlalu lama, dan Jepang angkat kaki di gantikan dengan pendudukan Sekutu. Maka sama saja dengan kembali di jajah, karena di pihak sekutu ada Belanda yang pernah menjajah nusantara begitu lamanya.
1961 dijadikan rumah Dubes Inggris (kebudayaan.kemdikbud.go.id) |
Akhir Hayat Laksamana Muda Maeda
Di tangkap dan dijebloskan ke penjara oleh sekutu hingga tahun 1947, Laksamana Maeda kembali ke negaranya Jepang. Disana beliau pun harus menghadapi pengadilan militer, tapi akhirnya di bebaskan tanpa syarat. Menurut kesaksian anaknya, Nishimura Toaji yang pernah datang ke Indonesia bahwa ayahnya diadili bukan karena memberikan rumah dinasnya sebagai tempat pertemuan para pemimpin pergerakan nasional.
Laksamana Maeda ternyata sudah menjadi target untuk diadili hanya karena sikapnya yang sering bertentangan dengan protokoler dan kebijakan perang militer negaranya. Ia menyampaikan dalihnya bahwa ia tidak suka dengan peperangan dan kekerasan, tapi sangat mendambakan kedamaian. Ia dibebaskan dari segala tuduhan, dan kemudian menyatakan mundur dari militer dengan menjadi warga biasa.
Laksamana Muda Maeda (tribun-timur.com) |
Pada perayaan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1977 Pemerintah Republik Indonesia menganugerahi penghargaan Bintang Jasa kepada Laksamana Muda Maeda atas jasa dan bantuannya. Penghargaan ini disampaikan dan diberikan langsung kepada beliau oleh Dubes RI untuk Jepang mewakili pemerintah dan rakyat Indonesia.
Maeda Tadashi meninggal pada usia 79 tahun, tepatnya pada 13 Desember 1977 dimana diketahui ia memang sudah menderita sakit yang lama hingga meninggal. Presiden Soekarno juga diketahui pernah menemuinya semasa hidup sewaktu kunjungan kerja di Jepang dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya pada masa pergerakan. Harus diakui, peran dan kontribusi Laksamana Muda Maeda cukup besar membantu kemerdekaan dan sepatutnya mendapat hormat bangsa ini.
Comments
Post a Comment